avrah-ka-dabra

satu hal tentang bagaimana rasanya naik ayunan
bagaimana sensasinya waktu badan kita mulai terayun
angin rasanya cuma seinchi di sebelah kulit
dan waktu hawa dingin itu semacam.. membimbing

belum lagi dorongan dan dukungan yang seakan mau menuntun kita
melaju
mengayun
menggapai langit

lantas, tangan tidak semampai
untuk apa langit biru itu ada padahal tak satupun manusia bisa menggengam birunya di telapak mereka masing masing?

mungkin dari sanalah dikau belajar kawan,
hidup ini tidaklah mengenai memeluk sesuatu yang diluar jangkauan, atau bahkan tidak riil
melainkan menemukan sesuatu yang mendorong bangku ayunanmu itu
yang mampu menaklukkan ego mu itu
dengan kesetiaan yang tidak terbayar