blessing in disguise

eh eh coba baca deh beberapa post sebelom ini, yang judulnya phobia diminuendo..
hhmm... kalau dilihat dari suduh pandang yang berbeda,
kalau ditinjau dari segi yang berbeda

jika kita alokasikan crescendo bagai pasang di lautan
dan diminuendo bagai saat surutnya,

pasang memiliki sensasi tersendirinya,
membawa suasana dan hawanya sendiri
semacam euforia melihat air yang meninggi dan merebak ke dataran yang seakan terkejut
menjadikan hal itu sesuatu hal yang baru, yang dinanti mungkin
menjadi sesuatu yang berbeda.
sama halnya crescendo yang seakan membawa dunia dan auranya kedalam sebuah partitur yang tengah dilantunkan.

namun bagi saatnya laut untuk surut,
air kembali pada posisi semula, pada tempat seharusnya mereka berada.
kembali pada jalannya, pada takdirnya
normal, dan teratur..
demikian pada diminuendo, melemah, melembut, menghilang, kian sirna dari iramanya.
menyedihkan memang..

namun. jika ditelusuri, surut tersebut membawa kebahagiaan tersendiri
menyumpan sejuta rahasianya juga,
melihat anak-anak turun ke pantai, mengamati sejuta makhluk laut yang tertinggal arus di dasar pantai
ditemani matahari menyapa kilauan buih yang meninggalkan gundukan pasir putih tersebut.
mungkinkah diminuendo tersebut memberi sebuah arti?
menjadi sebuah pengertian mendalam dalam permainan yang tengah aku jalani
mungkinkah hal ini mengulum sebuah rahasia besar dibalik semua klise yang tengah terjadi?
meski tak sekalipun pernah kuharapkan..
mungkin berarti sebuah istirahat panjang dari kelelahan rutinitas, itensitas yang tinggi
mungkin memberi ruang pada hati untuk kembali pada insannya sendiri
mungkin....

surut tersebut pertanda tsunami,meski terjangannya terlalu tinggi
namun mungkin ada istilah yang lebih hebat dari crescendo?
yang mungkin membawakan lagunya hingga fortissimo
siapa tahu?
apa istilah lainnya jika bukan blessing in disguise?
tidak ada yang dapat mereka langit di hari esok bukan?

0 comment:



Posting Komentar

THANK YOU KOMENTARNYAA HAHAHHA