avrah-ka-dabra

We take turns. One cannot exist without the other; no one can know how to humiliate another person if they themselves have not experienced humiliation

pernah bertanya darimana asalnya karma?
atau ketika kalian berbohong atau membohongi seseorang, suatu saat mendapati dirinya berada di pihak yang dibohongi, sakit.
Balik ke pertanyaan 'bagaimana kita tau rasanya bahagia kalau kita belom pernah merasa sakit?'
kalau tidak ada kata 'sakit' maka hidup ini bakalan datar aja. tidak ada lonjakan cekungan jalan buntu dan sebagainya.

Dengan lain ada alesan dibalik manusia manusia itu saling menyakiti. Buat kita yang pasti pernah disakiti atau menyakiti. itulah yang notabene kita sebut karma sosial

bayangkan kalian itu yang tidak pernah melakukan atau merasakan itu semua. bayangkan anda ini murni tanpa dosa (ga gue banget :P) dan bayangin kalo orang orang disekitar kita saling membunuh (ekstrim banget) yah, anggaplah demikian.

logikanya. kalau manusia gak pernah melihat pembunuhan atas orang terdekat, tidak mendengar soal pembunuhan, bagaimana ia tega membunuh orang lain? (itu contoh ekstrim dan coba aja pikirin hal lainnya)

dan katanya, pengalaman adalah guru terbaik. terlebih jika tragedi yang menimpa sesorang sudah melampaui batas kesabarannya. ketika menyinggung soal batas, maka ketika ia melakukan kejahatan atau kekejian dalam bentuk apapun, ada segelintir rasa ingin membalas dendam atas apa yang pernah ia rasakan?

tetapi, ketauilah bahwa mereka mereka yang tidak mengerti akan hasrat untuk melampiaskan dendamnya itulah yang tidak bisa melihat ke dalam dirinya sendiri. merekalah yang tidak pernah berani melihat atau memikirkan perasaan orang lain. mereka bahkan lupa atas rasa sakitnya ketika dulu merasakan.

jadi mending, diemin aja kalo ada orang yang aneh aneh rasanya pengen ngejatuhin kita, ngejelek2in kita atau ngehina atau apapun laahh (termasuk orang orang yang suka komenin di shout box orang tanpa mencantumkan identitas) yeah, the way world revolves, the way karma will take its actions.